by : Mr.Rain si Pecandu Hujan.
“Kenapa kamu suka sekali berdiri di bawah hujan?”
”Eh...”
”Nanti kamu kedinginan lho... Sini, aku bagi payungku...”
” T-terimakasih...”
”Ibuku selalu cerewet kalau aku hujan-hujanan. Bilang aku bisa pusing lah, flu lah... Padahal mana mungkin sih, butiran-butiran yang masih murni ini penyebab penyakit? Itu semua tergantung daya tahan tubuh kan? ”
”Eh, i-iya..”
”Dan dia selalu bersikukuh agar aku membawa payung setiap hujan. Menyebalkan sekali... Padahal kan, jauh lebih asyik bila kita berlarian di bawah hujan. Merasakan tetes-tetes air hujan menerpa wajah kita... Kau juga suka hujan kan?”
”Iya...”
”Hahaha, sudah aku tebak. Matamu bahagia bila hujan turun.”
”Emm..”
”Aku juga sukaaaa sekali dengan hujan. Bagaimana melihat tetesan hujan berlomba-lomba membasahi tanah, menimbulkan wewangian yang menyenangkan. Bagaimana irama hujan yang berkeretak menerpa atap-atap. Dan yang paling aku suka, bagaimana hujan menimbulkan perasaan tertentu.”
”Perasaan seperti apa?”
”Perasaan yang... entahlah. Aku tidak bisa menjelaskan. Rasanya seperti bahagia, tapi ada suatu bagian dalam hujan yang menimbulkan perasaan semacam sedih, kesepian − atau damai?? Sepertinya itu rindu, walau kadang aku tak tahu sedang merindukan apa. Apa kau paham maksudku?”
”Aku paham...”
”Itulah mengapa orang-orang selalu terinspirasi oleh hujan. Aku nggak ngerti deh, mengapa masih ada orang yang mengutuk hujan. Orang-orang seperti ibuku itu...”
”Oh...”
”Ah, maaf! Aku terlalu banyak bicara ya?? Kamu pasti terganggu olehku… Banyak orang yang bilang aku terlalu berisik, sampai− “
“Aku sama sekali tidak merasa terganggu.”
“Ah, kau baik sekali. Kebanyakan orang justru menganggapku menyebalkan, dan beberapa dari mereka malah sudah menyiapkan lakban ketika aku mulai bercerita,hahaha. Oh ya, ngomong-ngomong, apa yang paling kamu suka dari hujan?”
“Kamu. Dan payung merahmu. Seperti saat ini…”
Meonggoblog.blogspot.com Thanks to Everyone to came in our Kingdom.
No comments:
Post a Comment