Malam Seloker, nie malem kecebong mau bagi-bagi dikit ulasan tentang homoseksual, (baca dahulu sebelum Judge )
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Adapun sebutan lain bagi penderita homoseksual yaitu gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi
untuk penderita perempuan. Sejarah menyebutkan bahwa sampai saat ini
homoseksual telah dihapuskan dalam suatu kategori diagnostik oleh American Psychiatric Association dan dikeluarkan dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders karena
mereka menganggap gangguan homoseksual adalah suatu gaya hidup
alternatif, bukannya suatu gangguan patologis. Selain itu juga data yang
mendukung pernyataan tersebut, yaitu dalam buku DSM IV-TR (buku dalam ilmu psikologi)
disebutkan juga bahwa homoseksual bukan termasuk dalam gangguan seksual
lagi, tetapi hanya pada kelainan arah pemuasan seksual. Namun demikian
homoseksual tetaplah menjadi sebuah pengetahuan yang sudah terlanjur
dikenal oleh masyarakat banyak.
Sekarang “bagaimana kita dapat
menerima mereka sebagai masyarakat minoritas yang juga ingin
bersosialisasi di lingkungan sosial ataupun bekerja di lingkungan sosial
tanpa ada pandangan berbeda terhadap mereka ? ”
Sebelum mengetahui lebih jauh bagaimana kita
dapat menerima mereka, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa
yang menyebabkan homoseksual dapat muncul pada diri individu :
1. Penyebab
homoseksual menurut para ahli dapat dijelaskan dengan berbagai
pandangan. Penyebab homoseksual bisa karena pengaruh biologis,
sosiologis, psikologis maupun interaksi dari biologis dan sosiologis.
Orientasi seksual orang lebih banyak ditentukan oleh kombinasi antara
faktor genetik, hormonal, kognitif, dan lingkungan (McWhirter,
Reinisch & Sanders, 1989; Money, 1987; Savin – Williams &
Rodriguez, 1993; Whitman, Diamond & Martin, 1993, dalam Santrock,
2002)
2. Pendapat
lain juga muncul dari sebagian besar ahli tentang homoseksualitas,
bahwa mereka percaya bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan
homoseksualitas dan bobot masing-masing faktor berbeda-beda dari satu
orang ke orang yang lain. Akibatnya, tidak ada satu orangpun yang
mengetahui secara pasti penyebab seseorang menjadi seorang homoseksual (Santrock, 2002)
3. Selain
itu teori behavioral menganggap bahwa, perilaku homoseksual adalah
perilaku yang dipelajari, diakibatkan perilaku homoseksual yang
mendatangkan hadiah atau penguat yang menyenangkan atau pemberian
hukuman atau penguat negatif terhadap perilaku heteroseksual. Sebagai
contoh, seseorang bisa saja memiliki hubungan dengan sesama jenis
menyenangkan, dan berpasangan dengan lawan jenis adalah hal yang
menakutkan, dalam fantasinya, orang tersebut bisa saja berfokus pada
hubungan sesama jenis, menguatkan kesenangannya dengan masturbasi.
Bahkan pada masa dewasa, beberapa pria dan wanita bergerak menuju
perilaku dan hubungan sesama jenis jika mereka mengalami hubungan
heteroseksual yang buruk dan hubungan homoseksual yang menyenangkan (Masters & Johnson, 1979, dalam Carroll, 2005).
Lalu bagaimana dengan ciri-ciri
individu yang memilih jalan hidupnya sebagai homoseksual ? sekedar
memberi wawasan kepada kita apa saja yang merupakan ciri-ciri dari
individu homoseksual :
Ciri-ciri homoseksual atau biasa kita kenal
dengan gay (untuk penderita laki-laki) dapat dilihat dari aspek
kepribadian, interaksi sosial maupun dari gaya hidup (life style). Seorang gay dalam kehidupan sehari-hari adalah seorang yang normal,
hanya mempunyai orientasi seksual yang berbeda, definisi ini yang
disebutkan dalam buku DSM-IV TR. Selain itu juga dapat dilihat dari
sebagian besar individu homoseksual dalam kesehariannya mempunyai ciri
khas tertentu yang ditunjukkannya seperti penggunaan assesories anting,
tindik dan sebagainya. Secara umum, ciri-ciri gay yang dapat dilihat adalah sebagai berikut :
1. Sebagian
besar para gay secara fisik merupakan sosok-sosok pria dengan
ketampanan diatas rata-rata pria pada umumnya, bahkan tampil cenderung
macho dan gagah. ( dapat dilihat dari bintang-bintang Film dewasa gay, dan seluruh binaraga tingkat dunia ).
2. Sebagian
besar gay menandai dirinya dengan tindik pada bagian kuping “biasanya”
yang sebelah kanan, namun sebagian lagi bahkan ada yang menindik kedua
bagian kupingnya, oleh karena itu baiknya bagi pria yang berniat untuk
melakukan tindik sebaiknya dipertimbangkan kembali agar jangan sampai
salah memberikan simbol.
3. Sebagian
dari mereka cenderung menyukai memakai perhiasan seperti kalung (baik
emas ataupun emas putih) layaknya seorang lelaki metroseksual.
4. Sebagian
besar gay, secara sifat adalah jenis lelaki yang sopan santun, terkesan
sangat rapi namun tetap menampilkan kesan feminisme dalam
gerak-geriknya, tapi sebagian lagi sangat tidak kentara ketika
berinteraksi.
5. Sebagian
besar gay, termasuk jenis pria-pria yang sensitif dan dalam kehidupan
sehari-hari cukup supel dalam pergaulan, namun mereka sangat
perfeksionis dalam bidangnya.
6. Sebagian
besar pria gay biasanya berkarier dibidang-bidang seperti artis,
penyanyi, desainer, penata rambut bahkan para model, namun secara garis
besarnya mereka pada umumnya bergiat dibidang yang membutuhkan detil
dengan perasaaan dengan tingkat perfeksionisme yang tinggi.
(www.psychologymania.com)
Ciri-ciri diatas mungkin dengan mudah dapat
dijumpai disekitar kita, namun tidak semua orang yang termasuk dalam
ciri-ciri diatas mutlak sebagai homoseksual/gay. Dibutuhkan penilaian
secara mendalam bahkan pengakuan langsung dari yang bersangkutan.
Adapun tahapan pembentukan perilaku
homoseksual yang dikemukakan oleh Vivienne Cass yang merupakan seorang
psikolog dari Australia yang bekerja sebagai clinical tutor di Department of Psychology University of Western Australia dan Consultant Psychologist di Homosexual Counseling Service of Western Australia yang menyebutkan dalam jurnalnya (Cass, V. (1979). Homosexual identity formation: A theoretical model. Journal of Homosexuality, 4 (3), 219-235.) yaitu yang dikenal dengan Cass Identity Model :
1. Identity
Confusion : Individu mulai percaya bahwa perilakunya bisa didefinisikan
sebagai gay atau lesbian. Mungkin saja timbul keinginan untuk
mendefinisikan kembali konsep orang tersebut terhadap perilaku gay dan
lesbian, dengan segala bias dan informasi salah yang dimiliki sebagian
besar orang. Orang tersebut bisa menerim peran tersebut dan mencari
informasi, menekan dan menghalangi semua perilaku gay dan lesbian, atau
menyangkal kemiripan dengan semua identitasnya (seperti pria yang
memiliki hubungan sesama jenis di penjara namun tidak percaya bahwa dia
adalah gay ”yang sebenarnya”).
2. Identity
Comparison : Individu menerima potensi identitas dirinya gay; menolak
model heteroseksual tetapi tidak menemukan penggantinya. Orang tersebut
mungkin merasa berbeda dan bahkan kehilangan. Orang yang berada dalam
tahapan ini masih menyangkal homoseksualitasnya. Ia berpura-pura sebagai
seorang heteroseksual.
3. Identity
Tolerance : Pada tahap ini, individu mulai berpindah pada keyakinan
bahwa dirinya mungkin gay atau lesbian dan mulai mencari komunitas
homoseksual sebagai kebutuhan sosial, seksual dan emosional. Kebingungan
menurun, tapi identitas diri masih pada tahap toleransi, bukan
sepenuhnya diterima. Biasanya, individu masih tidak membeberkan
identitas barunya pada dunia heteroseksual dan tetap menjalankan gaya
hidup ganda.
4. Identity
Acceptance : Pandangan positif tentang identitas diri mulai dibentuk,
hubungan dan jaringan gay dan lesbian mulai berkembang. Pembukaan jati
diri selektif kepada teman dan keluarga mulai dibuat, dan individu
sering membenamkan dirinya sendiri dalam budaya homoseksual.
5. Identity
Pride : Kebanggaan sebagai homoseksual mulai dikembangkan, dan
kemarahan terhadap pengobatan bisa mengakibatkan penolakan heteroseksual
karena dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Individu merasa cukup
bernilai dan cocok dengan gaya hidupnya.
6. Identity
Synthesis : Ketika individu benar-benar merasa nyaman dengan gaya
hidupnya dan ketika kontak dengan orang nonhomoseksual meningkat,
seseorang menyadari ketidakbenaran dalam membagi dunia
mengkotak-kotakkan dunia dalam ”gay dan lesbian yang baik” dan
”heteroseksual yang buruk.” Individu menjalani gaya hidup gay yang
terbuka sehingga pengungkapan jati diri tidak lagi sebuah isu dan
menyadari bahwa ada banyak sisi dan aspek kepribadian yang mana
orientasi seksual hanya salah satu aspek tersebut. Proses pembentukan
identitas telah selesai.
Setelah kita sedikit mengenal tentang
perilaku homoseksual tersebut. Sekarang bagaimana kita menanggapi
individu yang berperilaku homoseksual dilingkungan sosial ? apakah kita
harus mendiskriminasi mereka ? atau bagaimana kita dapat menerima mereka
tanpa mendiskriminasi mereka ?
Dalam masyarakat banyak terjadi pro dan
kontra tentang perilaku homoseksual. Ada yang melihatnya sebagai pilihan
atas hak hidup. Namun banyak juga yang melihatnya sebagai perilaku yang
menyimpang dan tidak bermoral. Sikap penolakan ini yang memunculkan
aturan-aturan yang dapat menghukum individu yang mempraktekkan perilaku
homoseksual tersebut.
Adapun data yang menyebutkan beberapa negara
di Eropa dan AS sudah melegalkan hubungan homoseksual dalam bentuk
pernikahan, namun negara timur seperti kita khususnya melalui pandangan
agama sangat tidak bisa menerima ataupun membiarkan perilaku homoseksual
itu ada di lingkungan kita. Oleh karena itu suara-suara penolakan masih
terus ada sampai saat ini.
Ini merupakan pengetahuan tentang bagaimana kita dapat menerima kaum minoritas (homoseksual) tersebut dalam lingkungan sosial :
1. Nilai-etika berbasis dan praktek. Nilai-nilai kerja sosial dan etika. (National Association of pekerja sosial, 1996)
Menetapkan bahwa rekan pekerja harus
memperlakukan orang-orang berperilaku homoseksual dan perilaku
menyimpang lainnya dengan hormat. Dapat menghormati nilai dan martabat
mereka sebagai individu yang bermartabat, dan bekerja afirmatif atas
nama mereka. Dalam arti lain, memandang mereka sebagai rekan kerja yang
sepadan tanpa ada diskriminasi, sehingga tidak akan merusak hubungan
pekerjaan dengan simbol kepribadian mereka.
2. Homoseksualitas merupakan lebih banyak pilihan gaya hidup daripada orientasi bawaan ?
Banyak orang-orang menganggap homoseksual
sebagai pilihan untuk menjauh dari kehidupan masyarakat umum. Kita juga
sering melihat orang-orang homoseksual merusak masyarakat dengan memilih
gaya hidup yang bertentangan dengan tradisi moral dan kesejahteraan
umum masyarakat. Namun pada kenyataannya, peneliti menyebutkan bahwa
pengaruh genetik sangat berkontribusi secara signifikan terhadap
orientasi seksual orang apakah dia gay, lesbian, biseksual ataupun
heteroseksual. (Bailey & amp; Benishay, 1993;
Bailey & Pillard, 1991; Bailey, Pillard, Neale, & Agyei, 1993;
Hamer, Hu, Magnuson, Hu, & Pattatuci, 1993; LeVay, 1991).
Dengan kata lain cara terbaik kita dalam memahami peran mereka dalam
kehidupan bersosial yaitu memilih apakah kita akan menerima atau menolak
mereka. Kembali lagi kepada diri kira masing-masing menurut sudut
pandang yang berbeda-beda.
3. Dilihat dari nilai Sosial keadilan.
Keadilan sosial yang berkaitan dengan nilai
semua warga negara yang memiliki hak-hak dasar yang sama, perlindungan,
dan kewajiban di bawah hukum (Kirst-Ashman & Hull, 2002).
Sejumlah ketidakadilan sosial mempengaruhi kaum minoritas dan bahkan
keluarga mereka, misalnya berikut : kurangnya pengakuan hubungan antara
mereka dan keluarga mengakibatkan ; penganiayaan agama, penolakan
keselamatan dalam program kepemerintahan seperti jaminan sosial,
sehingga berpengaruh terhadap penolakan hak-hak warisan keluarga
(dipersulit). (Deana F. Morrow and Lori Messinger, 1893;
Sexual Orientation and Gender Expression In Social Work Practic –
Working With Gay, Lesbian, Bisexual, and Transgender People, Colombia
University Press New York)
Dari ketiga pernyataan diatas dapat
disimpulkan, bahwa sebagaimana manusia yang pada dasarnya derajatnya
sama maka kita juga mempertimbangkan segala spekulasi kita terhadap
kaum minoritas tersebut. Sekarang kembali kepada diri kita
masing-masing, apakah kita dapat menerima mereka dan memandang mereka
sebagai makhluk tuhan yang sama derajatnya sama dengan kita ? membiarkan
mereka dengan hak mereka bersosial dilingkungan sosial ? atau menolak
dan mendiskriminasi mereka ? Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita
semua.
Segitu aja dari Kecebong, moga bermanfaat dan nambah pengetahuan.
dari berbagai sumber.
Meonggoblog.blogspot.com
Thanks to Everyone to came in our Kingdom.
No comments:
Post a Comment