"Ketika saya meneliti orang-orang yang berumur panjang, saya berpikir bahwa mereka bisa bertahan hidup begitu lama karena mereka kejam dan kasar," kata peneliti Nir Barzilai dari Albert Einstein College of Medicine.
"Namun ketika kami menilai kepribadian ke-243 orang berumur panjang itu, kami menemukan kualitas yang jelas-jelas merefleksikan sikap hidup yang positif pada diri mereka."
Secara genetis, bagian kecil dari ras Yahudi Eropa Timur ini sangat mirip satu sama lain. Selain itu, beberapa anggota populasi benar-benar berumur panjang sehingga mudah untuk membandingkan gennya dengan gen anggota populasi lain yang tidak berumur panjang.
Dengan menganalisis gen populasi ini, peneliti menemukan alasan mengapa beberapa partisipan bisa berumur panjang dan mengapa yang lainnya tidak.
Studi sebelumnya menemukan bahwa populasi ini memiliki gen yang berhubungan dengan mekanisme perbaikan sel. Padahal studi lainnya menemukan bahwa populasi ini memiliki kebiasaan yang sama tak sehatnya dengan masyarakat pada umumnya seperti merokok, minum-minuman keras dan makan makanan tak sehat.
Lalu mengapa peneliti mengamati kepribadian? Tingkat rasa malu seseorang atau seberapa terbuka seseorang dengan pengalaman baru muncul dari mekanisme genetik yang mendasarinya, namun ternyata hal itu juga mempengaruhi kesehatan, kata peneliti.
Hasilnya, "Sebagian besar dari partisipan bersikap ramah, optimis dan easygoing," ungkap Barzilai tentang ke-243 orang itu. "Mereka menganggap tertawa merupakan bagian penting dalam hidup dan mereka memiliki jaringan sosial yang besar. Mereka pun lebih suka mengekspresikan emosinya secara terbuka."
Lagipula, dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Aging ini, partisipan mendapatkan skor lebih rendah dalam hal memperlihatkan kepribadian neurotik seperti khawatir berlebihan dan cemas dan memperoleh skor tinggi karena sikapnya yang lebih bertanggung jawab dibandingkan dengan sekelompok sampel dari populasi AS.
"Beberapa bukti mengindikasikan bahwa kepribadian sebenarnya bisa berubah diantara usia 70-100 tahun sehingga kami tidak tahu apakah partisipan telah mempertahankan ciri-ciri kepribadiannya itu seumur hidupnya atau tidak," ujar Barzilai seperti dilansir dari Livescience.
"Namun demikian, temuan kami telah menunjukkan bahwa orang-orang berumur panjang ini memberikan wawasan tentang ciri-ciri kepribadian tertentu dan aspek genetik yang mungkin memainkan peran penting dalam mencapai kesehatan dan umur yang luar biasa panjang."
http://meonggoblog.blogspot.com/ Blognya Meonggg dan Kecebonggg
No comments:
Post a Comment