Para peneliti di University of Basel di Swiss mempelajari gen pembentuk protein yang disebut PKCA. Protein ini diketahui penting dalam pemrosesan kenangan emosional.
Pada orang dewasa sehat, suatu jenis protein yang disebut rs4790904 telah ditemukan berhubungan dengan memori visual.
Ada tiga jenis protein rs4790904, yaitu AA, AG dan GG. Dalam suatu percobaan terhadap lebih dari 700 orang dewasa yang sehat dari Swiss. Orang yang memiliki jenis protein AA memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengingat peristiwa bahagia atau emosi positif.
Sebuah percobaan menggunakan pencitraan otak terhadap hampir 400 orang dewasa di Swiss juga menemukan bahwa protein jenis AA berhubungan dengan peningkatan kemampuan mengingat gambar dengan baik saat mengalami emosi positif ataupun negatif.
Para peneliti kemudian mempelajari gen yang sama pada 347 orang dewasa pengungsi Rwanda yang tinggal di kamp pengungsi Nakivale, Uganda. Semua peserta penelitian telah mengalami trauma akibat pembantaian di Rwanda pada tahun 1994. Sekitar 800.000 orang dibantai dalam 100 hari saat itu dan memaksa pengungsi meninggalkan rumah.
Sebanyak 39% pengungsi mengalami gejala post traumatic stress disorder (PTSD), yaitu gangguan kecemasan yang ditandai oleh perasaan mengalami sensasi emosi dan fisik yang berhubungan dengan peristiwa traumatis berulang kali. Kondisi ini dipicu oleh sensasi yang berkaitan dengan peristiwa, misalnya suara keras yang muncul tiba-tiba. Orang awam sering menyebutnya dengan trauma.
Penderita PTSD biasanya berusaha menghindari hal-hal yang dapat mengingatkan lagi peristiwa traumatis. Akibatnya, penderita PTSD makin sering mengurung diri dan menyebabkan dirinya makin rentan mengalami depresi.
Seperti dilansir Time Healthland, Rabu (16/5/2012), pengungsi yang memiliki protein jenis AA lebih besar kemungkinannya mengalami PTSD dibandingkan pengungsi yang memilki jenis protein lain. Pengungsi dengan protein AA juga lebih cenderung menghindari hal-hal yang dapat mengingatkan peristiwa traumatis.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Procedings of the National Academy of Sciences ini, ada hubungan genetik antara kecenderungan memiliki daya ingat yang kuat dengan risiko mengidap PTSD.
Ketika merenung untuk mencoba mengingat sesuatu, aktivitas ini akan memperkuat ingatan tentang persitiwa menyedihkan atau bencana yang menyebabkan trauma, bukan hanya mengingat kesuksesan dan kebahagiaan saja.
http://meonggoblog.blogspot.com/ Blognya Meonggg dan Kecebonggg
No comments:
Post a Comment