Banyak metode diet yang dipopulerkan para pakar atau ahli nutrisi untuk menurunkan berat badan. Namun tidak semua metode baik untuk diikuti, bahkan beberapa di antaranya berbahaya bagi kesehatan.
Diet yang dikategorikan tidak sehat adalah fad diet, yaitu menghilangkan salah satu atau lebih nutrisi utama bagi tubuh. Misalnya membuang karbohidrat, lemak atau protein dalam konsumsi makanan sehari-hari. Fad diet juga biasanya menjanjikan hasil yang dramatis, yaitu penurunan berat badan drastis dalam waktu singkat. Namun efek sampingnya bisa berbahaya.
"Berat badan memang cepat turun, tapi efeknya tidak lama. Selain itu fad diet juga bisa berbahaya bagi kesehatan," ujar Astri Kurniati, S.T, MAppSc, manajer Nutrition and Health Science Department Nutrifood, dalam acara 'Be Smart Choosing Your Diet' pada Rabu (9/5/2012) di fPod, fX Center, Sudirman, Jakarta Pusat.
Astri menambahkan, fad diet umumnya menganjurkan orang hanya mengonsumsi kurang dari 800 kalori dalam sehari. Padahal orang rata-rata butuh 1.800 - 2.000 kalori. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Amerika Serikat, kekurangan kalori bisa menyebabkan detak jantung tidak teratur yang bisa berakibat fatal bagi kesehatan.
Ada tiga metode yang termasuk dalam jenis fad diet yang paling umum dikenal orang. Meskipun masih cukup banyak orang yang menjalaninya, diet ini sebaiknya tak diikuti:
1. Low Carb Diet
Era diet rendah karbohidrat sudah diperkenalkan sejak 1860, namun baru sangat populer di tahun 1972 berkat Dr. Robert Atkins yang menciptakan metode diet tinggi protein dan lemak. Memangkas asupan karbohidrat hingga hanya 20-30 gram (setara dengan satu lembar roti) tentunya bisa mengganggu sistem kinerja tubuh secara keseluruhan. Faktanya, manusia membutuhkan 50-60% karbohidrat dalam sehari atau sekitar 300 gram (setara 8 porsi karbo, 1 cangkir nasi putih per porsi).
Kekurangan karbohidrat, tubuh akan mengambil cadangan karbo dari tubuh sebagai energi. Akibatnya tubuh jadi lemas dan mudah lelah. Pada minggu pertama, berat tubuh mungkin akan berkurang hingga 1 kilogram. Tapi itu sebenarnya hanya air yang keluar, bukan lemak.
Mengurangi karbohidrat memang baik untuk kesehatan dan penurunan berat badan, karena jumlah karbohidrat yang berlebihan bisa menyebabkan diabetes, meningkatkan kolesterol dan penumpukan lemak. Tapi jangan sampai tidak mengonsumsinya sama sekali. Tetap penuhi kebutuhan akan nutrisi tersebut dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks yang lebih sehat, misalnya nasi merah, roti gandum, sayur dan buah.
2. Low Carb, High Protein Diet
Metode ini membatasi asupan karbohidrat dan meningkatkan konsumsi makanan berprotein tinggi. Cara ini pun tidak efektif dan justru menambah masalah baru. Efek samping dari konsumsi protein yang berlebihan (misalnya hanya makan telur dan dada ayam tanpa nasi setiap hari) adalah calcium excretion. Artinya, konsumsi protein yang tinggi meningkatkan zat asam dalam tubuh, sehingga membuat kalsium keluar dari tulang melalui urin. Hal itu bisa menyebabkan osteoporosis.
3. Very Low Calorie Diet
Sangat tidak dianjurkan, apalagi jika masalah kelebihan berat badan belum terlalu serius. Diet ini sebenarnya diperuntukkan bagi pasien obesitas (indeks massa tubuh di atas 30) yang harus menjalani operasi, itu pun harus di bawah pengawasan dokter. Very low calorie diet hanya mengonsumsi banyak cairan, buah dan sayuran serta sedikit sup. Pelaku diet ini hanya mengonsumsi kurang dari 600 kalori per hari.
"Diet ini dilakukan agar risiko operasi berkurang. Turunnya tentu sangat drastis, tapi banyak orang yang menyalahgunakan metode diet ini. Menjadikannya sebagai alternatif diet agar berat badan cepat turun," terang lulusan S2 bidang nutrisi di salah satu universitas di Melbourne, Australia ini.
Astri menambahkan, "Efek sampingnya adalah ketidakseimbangan kalsium bahkan tanpa pengawasan dokter bisa sampai menyebabkan kematian."
http://meonggoblog.blogspot.com/ Blognya Meonggg dan Kecebonggg
No comments:
Post a Comment