Duane & Raphael (dok: dailymail)
Si anak yang bernama Raphael Harvard (10 tahun) didiagnosis dengan kondisi medis langka yang menyerang ginjalnya.
Kondisi ini membuat hati sang ayah Duane Harvard (51 tahun) terguncang. Tanpa berpikir 2 kali, Duane pun memberikan satu ginjalnya untuk anak tersayang satu-satunya itu.
"Saya tidak perlu berpikir untuk melakukan hal itu, itu adalah kehormatan, setidaknya itu salah satu hal yang bisa saya lakukan," ujar Harvard, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (14/3/2012).
Harvard dan istrinya (35 tahun) yang tinggal di Bedford pertama kali membawa Raphael ke dokter pada Februari 2011 ketika ia mengeluh tidak sehat. Awalnya Raphael didiagnosis sakit perut biasa, kemudian berganti menjadi gastritis.
Namun ternyata obat yang diberikan oleh dokter tidak membuat kondisinya membaik, tapi justru semakin memburuk selama beberapa hari berikutnya dan orangtua pun kembali membawanya ke rumah sakit.
Dokter di Great Ormond Street Hospital melakukan berbagai tes karena khawatir dengan kondisi Raphael. Salah satunya adalah melakukan tes kreatinin untuk mengukur fungsi ginjal. Ternyata hasil nilai kreatininnya sangat tinggi.
Jika rata-rata nilai kreatinin untuk anak adalah 30-57 micromoles per liter, tapi Raphael memiliki nilai 1.044 yang menunjukkan ginjalnya tidak berfungsi menyaring darah. Dokter pun akhirnya mendiagnosis Raphael menderita gagal ginjal lengkap yang disebabkan oleh sindrom Goodpasture yang langka.
Penyakit ini berarti sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap beberapa bagian dari dirinya sendiri, menciptakan antibodi yang menyerang paru-paru dan ginjalnya. Kondisi ini harus diobati dengan obat imunosupresif untuk menghentikan proses tersebut.
Raphael pun harus menghabiskan waktu 6 minggu di rumah sakit dan menjalani 3 kali operasi, 2 kali transfusi darah serta 20 kali penukaran plasma darah. Bahkan ketika ia sudah sampai di rumah, ia pun harus menjalani dialisis dan kamar tidurnya diubah menjadi seperti klinik dengan semua peralatan kesehatan dan kebersihan seperti di rumah sakit.
Satu-satunya harapan bagi Raphael untuk bisa bebas dari kondisi tersebut adalah dengan melakukan transplantasi ginjal. Kondisi ini akhirnya memicu sang ayah dan ibu untuk menjadi pendonor, hingga akhirnya diputuskan si ayah yang menyumbangkan ginjalnya.
"Raphael merupakan anak tunggal kami dan kami ingin memberikan yang terbaik untuk dirinya. Saya yakin Anda juga akan melakukan apa saja untuk anak itu jika berada di posisi kami," ujar Harvard.
Operasi akhirnya dilakukan pada 15 November 2011 dan harus menunggu selama 6 minggu untuk mengetahui apakah operasi ini berjalan sukses atau tidak. Beberapa bulan kemudian keluarga ini sudah bisa hidup normal, bahkan Raphael sudah bisa kembali ke sekolah dan sang ayah bisa kembali bekerja.
Harvard mengungkapkan bahwa kini Raphael memiliki masa depan yang sehat. Meski sebelumnya keluarga ini harus menghadapi hal yang sulit, tapi kini semuanya berakhir bahagia. Raphael menyebut sang ayah sebagai 'Superdad'.http://meongg9.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment