ilustras |
Warga juga memadati jalan-jalan yang dilalui kendaraan-kendaraan yang bertolak dari rumah Daniel Zamudio di San Bernardo, sebelah selatan Santiago menuju pemakaman di Santiago. Warga mengibarkan saputangan berwarna putih juga melemparkan bunga-bunga dan bertepuk tangan.
"Akan ada waktu untuk keadilan namun saat ini, saya hanya meminta penghormatan dan saya berterima kasih pada Anda semua atas sikap dan air mata yang ditumpahkan untuk saudara saya," kata Diego Zamudio, saudara laki-laki Daniel saat prosesi kremasi seperti dilansir News.com.au, Sabtu (31/3/2012).
Daniel disiksa dan dipukuli hingga tewas pada 3 Maret lalu. Foto-foto yang dirilis keluarga pria berumur 24 tahun itu menunjukkan, para penyerang memukuli kepala Daniel, menyundutnya dengan rokok dan menorehkan simbol Nazi dan slogan-slogan di tubuhnya. Pria yang terang-terangan mengaku gay itu tewas akibat luka-lukanya pada Selasa, 27 Maret lalu atau 25 hari kemudian.
Empat tersangka telah ditangkap dalam kasus ini. Mereka diyakini sebagai anggota kelompok neo-Nazi yang berumur 19 tahun hingga 25 tahun. Namun keempatnya membantah telah menyerang Daniel. Mereka juga membantah sebagai anggota neo-Nazi.
Chili geger dengan serangan tersebut. Peristiwa mengerikan itu terjadi seiring pantangan atas homoseksualitas perlahan-lahan berkurang di negara Katolik dan konservatif itu.
Tahun lalu, Presiden Chili Sebastian Pinera mengusulkan RUU keluarga yang akan memungkinkan adanya pernikahan sipil bagi pasangan-pasangan homo. Namun anggota parlemen belum mengeluarkan putusan soal tersebut.
http://ludimeonggg.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment