Citarasa lezat rendang, yang terbentuk dari rasa gurih santan yang mengering serta paduan rempah-rempah yang meresap hingga ke serat daging telah membuat para undangan antre panjang untuk mendapatkannya.
Hanya dalam waktu kurang dari satu jam semua rendang yang ada di meja hidangan ludes tak bersisa.
"Saya belum pernah merasakan masakan berbahan daging selezat ini seumur hidup saya, demikian puji Nazrul, seorang diplomat Bangladesh yang ditugaskan di Jerman.
Menu rendang, yang popularitasnya mulai mendunia, disajikan bersama menu lezat dari Sumatera Barat lainnya seperti cumi bakar, gulai kapau nangka, sate Padang.
Selama sepekan penuh sampai 16/3/2012, Restaurant Relish di Westin Grand Hotel Berlin akan menyajikan masakan dari Sumatera Barat yang diolah secara khusus oleh master chef Indonesia William Wongso.
Selain menu utama dari Sumatera Barat, berbagai makanan Nusantara lainnya dari makanan pembuka, salad, sup, hingga makanan penutup seperti sarikaya, jongkong dan minuman khas Indonesia juga menggugah selera para hadirin.
Menurut keterangan Sekretaris III Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Berlin Purno Widodo, acara ini dihadiri perwakilan dari berbagai Kementerian Jerman, korps diplomatik, media, hotel, biro perjalanan, Friends of Indonesia, perwakilan dari Kemparekraf RI serta peserta dari Institute of Cultural Diplomacy.
Selain menyajikan menu Sumatera Barat, juga ada penampilan harpa dari Maya Hassan, peluncuran buku kuliner From the Ambassador's Kitchen serta cooking workshop oleh master chef William Wongso yang ternyata sangat diminati oleh pecinta kuliner Indonesia di Jerman.
Buku kuliner From the Ambassador's Kitchen berisi berbagai resep masakan Indonesia yang dipilih secara khusus oleh Ny. Atiek Pratomo berdasarkan pengalamannya dalam mengadakan jamuan diplomatik mendampingi suami sebagai Duta Besar RI untuk Jerman.
Buku yang ditulis dalam bahasa Inggris dan Jerman ini juga berisi berbagai panduan dan tips dalam menyajikan makanan Indonesia dengan sentuhan internasional.
Berbagai menu yang saya pilih dalam buku ini disesuaikan dengan selera masyarakat Eropa, terutama Jerman, juga berdasarkan kemudahan cara membuatnya serta ketersediaan bahan- bahannya di Jerman, tutur Ny. Atiek Pratomo.
Diplomasi Kuliner
Festival Kuliner Indonesia di Jerman ini tak lepas dari upaya KBRI Berlin dalam melakukan berbagai strategi diplomasi, yang kali ini menggunakan soft diplomacy melalui kuliner Indonesia.
Festival ini dapat menjadi upaya tersendiri dalam berbagai cara yang selama ini telah dilakukan untuk memperkuat ikatan persahabatan antara masyarakat Jerman dan Indonesia, ujar Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman Dr. Eddy Pratomo.
Makanan sebagai salah satu media diplomasi juga diamini oleh Mark Donfried, direktur dan pendiri Institute of Cultural Diplomacy di Berlin yang juga berkesempatan memberikan kata sambutan pada awal acara.
Menurut Donfried, kuliner dapat menjadi alat sangat efektif dalam diplomasi budaya dimana diplomasi ini ditujukan untuk menanamkan rasa saling percaya antara dua masyarakat yang berbeda.
Diplomasi budaya sangat penting dalam membangun hubungan dan membangun kepercayaan sosial budaya dengan mengedepankan berbagai ide, gagasan, nilai-nilai, tradisi dan berbagai aspek dari identitas budaya yang tercermin dalam berbagai produk budaya, salah satunya adalah tradisi kulinernya, pungkas Donfried.
Acara Festival Kuliner Indonesia ini terselenggara dalam kaitan dengan perayaan 60 tahun hubungan Indonesia-Jerman yang jatuh pada tahun ini.
Menyadari bahwa budaya merupakan aspek penting dalam diplomasi maka berbagai macam program pendekatan kebudayaan dilakukan oleh KBRI Berlin, termasuk di dalamnya budaya kuliner Nusantara.
http://meongg9.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment