Akibat Pantat mu, Hutan Ku Hancur....!
Mungkin itu adalah kalimat singkat yang dapat menggambarkan betapa sebuah hal yang di anggap modren ternyata tidak selalu lebih baik, dan lebih menguntungkan dari pada hal tradisional.
" A
ne bingung ni gan, dan bertanya2 setiap
kali ke toilet yg g ada airnya alias cuma di sediain tissu, ane mesti
batalin tuh acara buang hajat.
Mending cari toilet umum yg pke air gan. Soalnya krna ane orang ndeso ap
yah gan, jadinya risih klo pke tissue. Pernah dulu sekali abis BAB
cebok pke tissue tp rasanya ada yg ganjel. Mungkin agan2 juga ada yg
pernah merasakan hal yg sama ky TS. "
Ini salah satu pengalaman dari seorang TS di kaskus bernama Gunzip tentang masalah cebok pakai air atau tissu.
tapi masalah sebenarnya bukanlah masalah adanya sisa taik kering saja di lubang anus kita bila cebok pakai tissu, tetapi juga masalah dengan bumi kita. bukan hanya menyangkut kebersihan diri, namun juga kelestarian alam kita.
mungkin kamu-kamu bertanya, kok gara-gara cebok pakai tissu bisa ngancurin bumi, hubungannya di mana ?, nah nie Meonggg kasi tau hubungannya.
Ini ada
hubungannya dengan masalah lingkungan. Saat masyarakat kita
berlomba-lomba mengikuti cara hidup orang-orang barat, justru masyarakat
sana mengeluarkan beberapa pemikiran untuk mencontoh gaya hidup
masyarakat kita yang justru ternyata dapat menyelamatkan lingkungan. Hal
itulah yang saya tangkap dari artikel yang dimuat pada majalah Tissue
World yang terbit pada edisi Juni-Juli 2010. Di dalam majalah tersebut
terdapat sebuah artikel yang ditulis oleh salah seorang aktivis
lingkungan Amerika yang bernama Noelle Robbins yang berjudul “Cleaning
with water, a better alternative Flushing Forest”.
Di dalam artikel tersebut disebutkan bahwa gaya hidup masyarakat Amerika
yang menggunakan tisu toilet telah menyebabkan kerusakan besar pada
ekosistem hutan yang ada di dunia. Bagaimana tidak, berdasarkan studi
yang dilakukan, untuk membuat 3.2 juta ton tisu toilet setara dengan menebang pohon sebanyak 54 juta batang pohon.
Fakta itu membuat sang penulis berpikiran untuk mengubah gaya hidup
masyarakat amerika dalam penggunaan tisu toilet. Noelle Robbins
mengungkapkan sebuah pandangan bahwa cara “cebok” ala orang asia lebih
bersifat ramah lingkungan. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa setiap
roll tisu, dalam proses pembuatannya membutuhkan sebanyak 37 galon atau
setara dengan 140 liter air. Setiap harinya, orang amerika rata-rata
menghabiskan 57 lembar tisu toilet, dan ini setara dengan penggunaan air
3, 7 galon sehari. Jika dibandingkan dengan kebiasaan masyarakat asia
yang cebok dengan menggunakan air, sekali cebok setiap orang rata-rata
hanya memerlukan 0,03 galon air. Jumlah yang sangat jauh jika
dibandingkan dengan air yang dipakai untuk pembuatan tisu toilet.
Angka-angka di atas, cukup membuat kita tertegun sejenak. Sesuatu hal
yang sepele yang kita gunakan ternyata berasal dari sesuatu yang besar
di alam.
dari sedikit wacana di atas saja, kita sudah di rugikan terlalu besar untuk menggunakan tissu dari pada air, tapi di balik itu semua, bahan produksi tissu lah masalah tersebarnya. yaitu kayu hutan... ini salah satu beritanya. dari
www.greenpeace.org
Asia Pulp and Paper (APP), salah satu produsen terbesar pulp dan kertas di dunia,
TELAH TERTANGKAP BASAH menggunakan kayu ramin, spesies yang dilindungi secara internasional, di pabrik pulp utama mereka di Indonesia.
Tindakan mereka melanggar hukum Indonesia yang mengatur penebangan
dan perdagangan spesies dilindungi ini dan menunjukkan bahwa klaim APP
memiliki
"toleransi nol untuk kayu ilegal" hanyalah greenwash semata.
Ramin tumbuh di hutan rawa gambut- yang juga habitat bagi harimau
Sumatera yang terancam punah, hanya skitar 400 ekor yang tersisa di alam
liar. Di dalam konsesi yang saat ini dikuasai oleh APP, terdapat hutan
rawa gambut seluas lebih dari
dua kali kota Jakarta yang telah dihancurkan sejak tahun 2001, tahun dimana penebangan ramin secara resmi dilarang.
Beberapa perusahaan besar dunia yang tercantum di bawah ini terlibat
dalam skandal kayu illegal APP, karena mereka membeli produk dari APP
yang terkontaminasi serat yang dilindungi dari hutan hujan:
nah masih tetep kekeh pakai tissu gara-gara biar terlihat kayak bule. nah kalau masih kekeh juga, kita harus mikirin dampak langsungnya ke kita, nih 2 dampak utamanya.
1. perubahan iklim secara drastis, seperti pemanasan global, atau yang sering kita rasakan. dikala panas sangat terik tiba-tiba turun hujan di sertai petir yang dasyat. dan itu juga mempengaruhi daya tahan, dan adaptasi tubuh kita.
2. Banjir....., gimana mau enggak banjir kalau hutan udah abis gara-gara untuk bersihin taik di pantat doang, mana itu kertas enggak di daur ulang lagi gara2 jijik. so ya udah. tahankan deh itu banjir.
Sebelum kamu terlalu jauh menggunakan tissu sebagai alat cebok, lebih baik perhitungkan tingkat kesehatannya. pakai air lebih bersih ( sabunnya jgn lupa ), dari pada pakai tissu. selain air lebih bersih dari pada tissu, juga mengurangi tingkat kehancuran hutan, dan biaya hidup kamu.
dan satu hal yang lebih parah kalau kamu cebok pakai tissu, setiap nyuci akhir pekan, lihat di celana dalem putihmu, pasti ada berkas kuning-kuning, itu juga kalau enggak di sertai keraknya yang udah kering.....
( mohon jgn di ambil sisi ketus dan mulut blak-blakannya, tapi coba resapi inti sari dari postingannya oke )
http://meongg9.blogspot.com/
Bahasa yang di pakai parah banget, tapi tujuan artikelnya bagus banget ... i love it
ReplyDelete